![]() |
Image by Hendro |
1. Tepung Ikan (Fish Meal)

Ada 4 jenis tepung ikan yang sangat berpengaruh pemberiannya sebagai pakan unggas, yaitu:
1. Ikan berdaging ; lemak rendah
2. Ikan berdaging ; lemak tinggi
3. Ikan sedikit daging ; lemak rendah
4. Ikan sedikit daging ; lemak tinggi
Ciri tepung ikan yang bagus biasanya berwarna kuning terang dan baunya tidak terlalu tengik, sedangkan kualitas yang jelek berwarna kecoklatan dan bau tengik. Tepung ikan untuk unggas hampir tidak bisa ditinggalkan walaupun sedikit karena diketahui selain memiliki Asam Amino esensial yang lengkap terdapat faktor-faktor yang tidak teridentifikasi untuk pertumbuhan dan reproduksi. Pada tepung ikan yang memiliki kadar garam 15% tidak bisa digunakan karena garam tersebut bersifat Laxative (Kondisi dimana feses unggas akan cair/lembek yang bersifat lengket) hal ini akan menimbulkan rasa jijik konsumen pada telur yang lengket dengan kotoran tersebut).
2. Bungkil kopra (Cocos nucifera)
Berdasarkan hasil kegiatan praktikum, bungkil kopra yang merupakan hasil olahan dari proses pembuatan kopra dari kelapa yang mana termasuk dalam golongan sumber protein. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rasyaf (1994) yang menyatakan bahwa bungkil kopra dalam ransum digunakan sebagai sumber protein dan berasal dari hasil ikutan dari pabrik minyak kelapa. Bungkil kopra berbentuk serbuk, berwarna cokelat, bau apek, rasa hambar dan zat antinutrisi yang dimiliki adalah mimosin.
Berdasarkan hasil kegiatan praktikum, bungkil kopra yang merupakan hasil olahan dari proses pembuatan kopra dari kelapa yang mana termasuk dalam golongan sumber protein. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rasyaf (1994) yang menyatakan bahwa bungkil kopra dalam ransum digunakan sebagai sumber protein dan berasal dari hasil ikutan dari pabrik minyak kelapa. Bungkil kopra berbentuk serbuk, berwarna cokelat, bau apek, rasa hambar dan zat antinutrisi yang dimiliki adalah mimosin.
3. Molasses
Molasses atau tetes merupakan by-product industri gula tebu (Saccharum officinarum) dan merupakan penggati biji-bijian yang penting. Molasses mengandung karbohidrat yang tinggi dan sangat palatable. Kandungan ME kira-kira 70% dari jagung. Ada dua type molasses, yaitu final atau blackstrap dan high-test. Final molasses mempunyai kandungan sedikit gula dan tinggi kandungan abu (terutama kalium). Sementara high-test molasses, baik berbentuk cairan maupun padatan digunakan sampai 30% dalam pakan unggas. Penggunaan level yang tingg pada final molasses akan menghasilkan permasalahan dan menyebabkan feses yang basah. Pada kegiatan pratikum terlihat bahwa mollases memiliki ciri bahan pakan yang cair/kental dengan warna hijau tua/hitam dengan aroma wangi.
Molasses atau tetes merupakan by-product industri gula tebu (Saccharum officinarum) dan merupakan penggati biji-bijian yang penting. Molasses mengandung karbohidrat yang tinggi dan sangat palatable. Kandungan ME kira-kira 70% dari jagung. Ada dua type molasses, yaitu final atau blackstrap dan high-test. Final molasses mempunyai kandungan sedikit gula dan tinggi kandungan abu (terutama kalium). Sementara high-test molasses, baik berbentuk cairan maupun padatan digunakan sampai 30% dalam pakan unggas. Penggunaan level yang tingg pada final molasses akan menghasilkan permasalahan dan menyebabkan feses yang basah. Pada kegiatan pratikum terlihat bahwa mollases memiliki ciri bahan pakan yang cair/kental dengan warna hijau tua/hitam dengan aroma wangi.
4. Tepung Indigo (indigofera arrecta)
Pada kegiatan praktikum pengamatan tepung indigo (Indigo fera) terlihat bahwa tepung tersebut berupa biji indigo yang telah diekstrasi menjadi mash (tepung). Nilai protein tepung daun biasanya rendah berkisar ±5%. Namun penggunaannya dapat mempengaruhi kualitas ternak, maka dalam penyusunan ransum tepung indigo ini tak jarang digunakan.
Pada kegiatan praktikum pengamatan tepung indigo (Indigo fera) terlihat bahwa tepung tersebut berupa biji indigo yang telah diekstrasi menjadi mash (tepung). Nilai protein tepung daun biasanya rendah berkisar ±5%. Namun penggunaannya dapat mempengaruhi kualitas ternak, maka dalam penyusunan ransum tepung indigo ini tak jarang digunakan.
5. Tepung daging tulang (Meat Bone Meal)
Dalam kegiatan praktikum pengamatan tepung daging tulang ini terlihat ciri warna yang kekuningan dengan aroma sedikit amis. Meat meal didefenisikan sebagai bahan pakan kering dari semua produk yang didapat dari jaringan Mamalia, kecuali bulu, rambut, tanduk, kuku, darah dan isi perut. Tepung daging biasanya didapat umpamanya dari tulang dan jaringan ikan, seperti tendon, sisa daging yang melekat pada saluran pencernaan mulai dari rumen sampai sekum (usus buntu), paru dan hati. Karena bahan bakunya terdapat dari berbagai macam bagian, maka terdapat variasi dari tepung daging. Disebut Tepung daging apabila kandungan tulangnya 20-60% atau PK >55%, Phospor <4.4% dan disebut Tepung Daging Tulang apabila PK >55%, Phospor >4.4%. Protein mewakili daging dan phospor mewakili tulang. Walaupun proteinnya tinggi namun tidak bisa digunakan satu-satunya, karena protein yang didapat sebagiannya dari tulang, jaringan, katilando dan tendon yang biasanya tidak mengandung asam amio Triptopan, sehingga penggunaannya perllu dicampur dengan pakan sumber protein lainnya.
Di Indonesia penggunaan Tepung Ikan, Tepung Daging dan Tepung Daging Tulang sangat jarang ditemukan produsennya, mengingat efesiensi penggunaan bahan tersebut lebih sering di konsumsi masyarakat Indonesia. Negara penghasil tepung ikan terbesar diantaranya adalah Amerika, Peru, Argentina dan lain sebagainya.
6. Bungkil Bungkil inti sawit (Elaeis quinensis)
Pada kegiatan pengamatan bungkil inti sawit terlihat struktur bungkil yang masih ada komponen yang belum tergiling halus. Kondisi warna yang coklat tua dan aroma yang masih wangi menandakan bahwa bungkil inti sawit ini masih dalam kondisi bagus. Kualitas bungkil inti sawit bervariasi tergantung pada kandungan minyak bungkil inti sawit dan kontaminasi tempurung kelapa sawit. Kandungan minyak dalam bungkil inti sawit tergantung dari proses ektraksi minyaknya. Dalam hal ini penggunaan mesin ekspeller cenderung menghasilkan produk yang tinggi kandungan minyaknya. Variasi kandungan minyak akan menyebabkan variasi nilai ME nya berkisar 1525-2260 kkal/kg. Semakin tinggi minyaknya (6-1%) akan menghasilkan kandungan ME yang tinggi. Kontaminasi tempurung kelapa sawit akan menekan nilai gizi bahan pakan ini. Kandungan tempurung kelapa sawit ideal di bawah 10%.
Pada kegiatan pengamatan bungkil inti sawit terlihat struktur bungkil yang masih ada komponen yang belum tergiling halus. Kondisi warna yang coklat tua dan aroma yang masih wangi menandakan bahwa bungkil inti sawit ini masih dalam kondisi bagus. Kualitas bungkil inti sawit bervariasi tergantung pada kandungan minyak bungkil inti sawit dan kontaminasi tempurung kelapa sawit. Kandungan minyak dalam bungkil inti sawit tergantung dari proses ektraksi minyaknya. Dalam hal ini penggunaan mesin ekspeller cenderung menghasilkan produk yang tinggi kandungan minyaknya. Variasi kandungan minyak akan menyebabkan variasi nilai ME nya berkisar 1525-2260 kkal/kg. Semakin tinggi minyaknya (6-1%) akan menghasilkan kandungan ME yang tinggi. Kontaminasi tempurung kelapa sawit akan menekan nilai gizi bahan pakan ini. Kandungan tempurung kelapa sawit ideal di bawah 10%.
7. Bungkil Kedelai (Glycine max)
Berdasarkan hasil kegiatan praktikum, bungkil kedelai termasuk dalam klasifikasi bahan pakan sumber protein, berbentuk serbuk, berwarna cokelat, bau apek, rasa hambar dan zat antinutrisinya berupa mimosin. Menurut Wahju (1997) bahwa bungkil kedelai memiliki kandungan zat nutrisi yaitu 4,9% abu, 16,6% lemak kasar, 60% serat kasar, 26,1% BETN dan 32,4% protein kasar. Rasyaf (1994) menambahkan bahwa protein yang terkandung oleh bungkil kedelai cukup tinggi sehingga dalam penyusunan ransum bungkil kedelai digunakan sebagai sumber protein. Kualitas bungkil kedelai tergantung pada proses pengambilan minyaknya, varietas kacang kedelai dan kualitas kacang kedelainya. Anti nutrisi yang terkandung dalam bungkil kedelai termasuk protease inhibitor, goitrogenic factor, dan oestrogenic compound. Pemanasan dapat merusak protease inhibitor dan faktor lainnya tidak menunjukkan kendala nutrisi dibawah penggunaan yang normal. Bungkil kedelai yang diproses dengan baik merupakan sumber potein yang sangan baik untuk semua kelas unggas, dengan penggunaan yang tidak terbatas.
Berdasarkan hasil kegiatan praktikum, bungkil kedelai termasuk dalam klasifikasi bahan pakan sumber protein, berbentuk serbuk, berwarna cokelat, bau apek, rasa hambar dan zat antinutrisinya berupa mimosin. Menurut Wahju (1997) bahwa bungkil kedelai memiliki kandungan zat nutrisi yaitu 4,9% abu, 16,6% lemak kasar, 60% serat kasar, 26,1% BETN dan 32,4% protein kasar. Rasyaf (1994) menambahkan bahwa protein yang terkandung oleh bungkil kedelai cukup tinggi sehingga dalam penyusunan ransum bungkil kedelai digunakan sebagai sumber protein. Kualitas bungkil kedelai tergantung pada proses pengambilan minyaknya, varietas kacang kedelai dan kualitas kacang kedelainya. Anti nutrisi yang terkandung dalam bungkil kedelai termasuk protease inhibitor, goitrogenic factor, dan oestrogenic compound. Pemanasan dapat merusak protease inhibitor dan faktor lainnya tidak menunjukkan kendala nutrisi dibawah penggunaan yang normal. Bungkil kedelai yang diproses dengan baik merupakan sumber potein yang sangan baik untuk semua kelas unggas, dengan penggunaan yang tidak terbatas.
8. Dedak Padi; Dedak kasar; Dedak Halus (Oryza sativa)
Pada kegiatan praktikum pengamatan dedak padi ini terdapat 3 jenis dedak yang ada, antara lain dedak halus, dedak kasar, dan dedak biasa. Hasil yang didapatkan selain beras, adalah bekatul padi (sebanyak 2-3%), dedak padi (6-8%), dan sekam (20%). Dedak padi adalah by-product utama yang didapatkan dari proses penggilingan padi. Bekatul, yang dihasilkan dari lapisan bagian dalam biji, lebih banyak penggunaannya dibandingkan dengan dedak. Hal ini karena kadar serat yang dikandungnya lebih rendah dan kandungan ME yang lebih tinggi. Namun demikian, ketersediaan bekatul sangat sedikit karena tidak semua penggilingan padi mengoperasikan mesin penggiling multiple-stage yang memisahkan bekatul dari dedak.
Pada kegiatan praktikum pengamatan dedak padi ini terdapat 3 jenis dedak yang ada, antara lain dedak halus, dedak kasar, dan dedak biasa. Hasil yang didapatkan selain beras, adalah bekatul padi (sebanyak 2-3%), dedak padi (6-8%), dan sekam (20%). Dedak padi adalah by-product utama yang didapatkan dari proses penggilingan padi. Bekatul, yang dihasilkan dari lapisan bagian dalam biji, lebih banyak penggunaannya dibandingkan dengan dedak. Hal ini karena kadar serat yang dikandungnya lebih rendah dan kandungan ME yang lebih tinggi. Namun demikian, ketersediaan bekatul sangat sedikit karena tidak semua penggilingan padi mengoperasikan mesin penggiling multiple-stage yang memisahkan bekatul dari dedak.
Komposisi kimia dedak padi sangat bervariasi. Variasi yang ada semata-mata disebabkan kontaminasi sekam yang terikut, dan ini biasanya disebabkan oleh jenis mesin penggiling. Dedak kualitas bagus mengandung sekitar 13% PK, 13% lemak, dan 13% serat dan kaya sumber vitamin B dan trace mineral. Nilai ME dedak padi, selain mengandung serat, relatif tinggi. Sementara itu, kandungan lemak yang tinggi harus diperhitungkan, dimana hal ini dapat menyebabkan masalah ransiditas (ketengikan) selama dalam penyimpanan di climat tropis. Dedak padi mengandung enzim lipolytic yang menjadi aktif ketika dedak dipisahkan dari beras dan kandungan asam lemak bebas meningkat dengan cepat.
9. Jagung ; Jagung Pipil; Jagung Giling Halus; jagung giling kasar; Corn Gluten Meal (Zea mays)
Pada kegiatan praktikum pengamatan jagung ini terdapat berbagai produk olahan jagung, seperti Corn Gluten Meal, jagung giling halus dan kasar, serta jagung pipil. Jagung Merupakan bahan pakan sumber energi yang paling umum digunakan untuk pakan unggas. Hal ini dikarenakan jagung sangat palatable dan sangat besar kandungan energinya. Nilai energi yang dapat dimetabolis (metabolisable energy, ME) yang terkandung dalam jagung digunakan sebagai standard terhadap bahan pakan sumber energi lain. Di Amerika utara, industri pakan telah diuntungkan dengan terjadinya surplus ketersediaan jagung sebagai akibat mekanisiasi, penerapan genetik, dan teknik agronomis yang diterapkan untuk meningkatkan produktifitas. Namun demikian, hasil jagung per hektar di negara Asia rendah dan produksinya belum pernah mencukupi kebutuhan sejalan dengan meningkatnya populasi manusia. Barangkali hanya Thailand di antara negara-negara Asia yang kemampuan produksinya melebihi dari kebutuhan lokal. Kandungan nutrisi jagung giling (dasar bahan kering) adalah 9,0% PK, 4,0% LK, 2,5 % SK, 1,5% Abu, dan 83% BETN, 0,02% Ca, dan 0,25% P, serta 3,45 kkal/g. Jagung kuning mempunyai kelebihan adanya xanthophil yang memberikan warna kuning pada produk-produk ternak. Corn gluten meal adalah produk olahan dari perusahan tepung jagung dan sirup jagung. Ini merupakan supplement yang baik untuk ternak, unggas dan hewan peliharaan. Nilai TDN-nya lebih sedikit dari pada jagung. The protein in corn gluten is degraded relatively slowly in the rumen. Varietas with 41 percent protein is available dalam berbagai area. Serat kasar tertinggi adalah (5 percent) dan terendah TDN-nya (78 percent) dari varietas dengan 60 percent protein. Corn gluten meal selalu tidak digunakan dalam campuran at levels besar dari 15 percent or feed at a rate greater than 15 percent or fed at a rate greater than 5 pounds (2 ¼ kg) per cow per day due to poor palatability above these levels.
Pada kegiatan praktikum pengamatan jagung ini terdapat berbagai produk olahan jagung, seperti Corn Gluten Meal, jagung giling halus dan kasar, serta jagung pipil. Jagung Merupakan bahan pakan sumber energi yang paling umum digunakan untuk pakan unggas. Hal ini dikarenakan jagung sangat palatable dan sangat besar kandungan energinya. Nilai energi yang dapat dimetabolis (metabolisable energy, ME) yang terkandung dalam jagung digunakan sebagai standard terhadap bahan pakan sumber energi lain. Di Amerika utara, industri pakan telah diuntungkan dengan terjadinya surplus ketersediaan jagung sebagai akibat mekanisiasi, penerapan genetik, dan teknik agronomis yang diterapkan untuk meningkatkan produktifitas. Namun demikian, hasil jagung per hektar di negara Asia rendah dan produksinya belum pernah mencukupi kebutuhan sejalan dengan meningkatnya populasi manusia. Barangkali hanya Thailand di antara negara-negara Asia yang kemampuan produksinya melebihi dari kebutuhan lokal. Kandungan nutrisi jagung giling (dasar bahan kering) adalah 9,0% PK, 4,0% LK, 2,5 % SK, 1,5% Abu, dan 83% BETN, 0,02% Ca, dan 0,25% P, serta 3,45 kkal/g. Jagung kuning mempunyai kelebihan adanya xanthophil yang memberikan warna kuning pada produk-produk ternak. Corn gluten meal adalah produk olahan dari perusahan tepung jagung dan sirup jagung. Ini merupakan supplement yang baik untuk ternak, unggas dan hewan peliharaan. Nilai TDN-nya lebih sedikit dari pada jagung. The protein in corn gluten is degraded relatively slowly in the rumen. Varietas with 41 percent protein is available dalam berbagai area. Serat kasar tertinggi adalah (5 percent) dan terendah TDN-nya (78 percent) dari varietas dengan 60 percent protein. Corn gluten meal selalu tidak digunakan dalam campuran at levels besar dari 15 percent or feed at a rate greater than 15 percent or fed at a rate greater than 5 pounds (2 ¼ kg) per cow per day due to poor palatability above these levels.
10. Tepung Ubi Kayu/Cassava;Tepung onggok (Manihot esculenta)
Pada kegiatan pengamatan ini terdapat tepung ubi kayu dan tepung onggok. Ubi kayu merupakan bahan pakan yang rendah kandungan serat kasarnya namun tinggi kandungan patinya. Pati ubi kayu dapat dicerna baik oleh unggas, dengan kecernaannya sekitar 99%. Nilai energi metabolisnya dilaporkan sangat tinggi, sekitar 95-106 %, dibandingkan dengan energi metabolis yang ada pada jagung. Kendala yang paling utama penggunaan ubi kayu sebagai bahan pakan adalah kandungan Cyanogenic glucosides yang melepaskan asam cyanida (HCN) apabila dihidrolisa oleh glucisidase yang didapat dari dalam jaringan akar itu sendiri. Kisaran normal kandunga HCN dalam ubi kayu segar berkisar antara 15-400 mg/kg, yang mana kisaran tersebut dipengaruhi oleh cultivar ubi kayu. Untuk ubi kayu kultivar pahit kandungan HCN bisa sampai 275-490 mg/kg, sementara untuk kultivar manis berkisar antara 35-130 mg/kg.
Kandungan HCN diketahui 10 kali lebih tinggi pada kulit ubi dibandingkan ubi segarnya, maka pelepasan kulit ubi merupakan cara yang paling mudah untuk mengurangi kandungan HCN. Chopping yang diikuti dengan pengeringan ubi ubi kayu dapat menekan kandungan HCN sampai 85%.Penggunaan tepung ubi kayu untuk pakan unggas dapat digunakan sampai batas 10-20%. Beberapa faktor yang membatasi penggunaan tepung ubi kayu selain kandungan HCN adalah kandungan protein yang rendah (tidak lebih dari 3%), feed intake menjadi rendah karena bersifat bulky dan berdebu (tepung) dan tidak mengandung pigmen. Untuk dapat digunaka sebagai pakan seperti halnya jagung (menggantikannya), maka perlu langkah-langkah yaitu: suplementasi methionin, menyeimbangkan kandungan protein, pembentukan pellet, dan penamabahan pigment. Pembentukan pellet: pembentukan pellet akan mengurangi bulkiness suatu diet berbasis ubi kayu sekitar sepertiga, mengurangi masalah debu, dan meyakinkan feed intake yang optimum. Apabila tidak mungkin membentuk pellet karena peralatan yang tidak tersedia, penambahan mollases atau minyak dapat meningkatkan palabilitas dan intake. Onggok merupakan produk yang berasal dari proses pembuatan tepung ubi kayu ini sendiri. Di bidang peternakan onggok telah di kenal sebagai bahan makanan yang telah di olah dengan campuran berbagai bahan – bahan yang lain.namun persentase onggok paling banyak dalam campuran konsentrat.selain harganya yang relatife murah di bandingkan dengan bahan baku yang lain ,onggok sangat bagus untuk untuk perkembangan badan pada hewan.di Indonesia penghasil singkong terbesar adalah Provinsi Lampung
Pada kegiatan pengamatan ini terdapat tepung ubi kayu dan tepung onggok. Ubi kayu merupakan bahan pakan yang rendah kandungan serat kasarnya namun tinggi kandungan patinya. Pati ubi kayu dapat dicerna baik oleh unggas, dengan kecernaannya sekitar 99%. Nilai energi metabolisnya dilaporkan sangat tinggi, sekitar 95-106 %, dibandingkan dengan energi metabolis yang ada pada jagung. Kendala yang paling utama penggunaan ubi kayu sebagai bahan pakan adalah kandungan Cyanogenic glucosides yang melepaskan asam cyanida (HCN) apabila dihidrolisa oleh glucisidase yang didapat dari dalam jaringan akar itu sendiri. Kisaran normal kandunga HCN dalam ubi kayu segar berkisar antara 15-400 mg/kg, yang mana kisaran tersebut dipengaruhi oleh cultivar ubi kayu. Untuk ubi kayu kultivar pahit kandungan HCN bisa sampai 275-490 mg/kg, sementara untuk kultivar manis berkisar antara 35-130 mg/kg.

11. Top Mix; Suplement
Pada kegiatan pengamatan terhadap salah satu bahan additif mineral yaitu Top Mix dan Supllement. Top mix merupakan bahan pakan yang diproduksi oleh pabrik, dimana kandungan gizinya merupakan suatu konsentrasi zat gizi tertentu. Bahan pakan ini biasanya digunakan dalam jumlah sedikit untuk tujuan melengkapi atau mengkoreksi zat gizi yang diperkirakan kurang. Top Mix lebih berorientasi pada kelengkapan asam amino dan vitamin, sementara Suplement berorientasi pada kelengkapan suplementasi pada ternak.
Pada kegiatan pengamatan terhadap salah satu bahan additif mineral yaitu Top Mix dan Supllement. Top mix merupakan bahan pakan yang diproduksi oleh pabrik, dimana kandungan gizinya merupakan suatu konsentrasi zat gizi tertentu. Bahan pakan ini biasanya digunakan dalam jumlah sedikit untuk tujuan melengkapi atau mengkoreksi zat gizi yang diperkirakan kurang. Top Mix lebih berorientasi pada kelengkapan asam amino dan vitamin, sementara Suplement berorientasi pada kelengkapan suplementasi pada ternak.
12. Garam
Dalam pengenalan bahan pakan ternak terdapat bahan pakan yaitu garam. Garam merupakan sumber mineral bagi ternak yang mana penggunaannya dilakukan dengan pencampuran ransum pada ternak.
13. Tepung Tulang
Pada kegiatan pengamatan tepung tulang ini, tepung tulang memiliki ciri warna putih dan dengan tekstur yang halus. Tepung tulang adalah bahan hasil penggilingan tulang yang telah dieks trak gelatinnya.Produk ini digunakan untuk ba han baku pakan yang merupakan sumber mineral (teruta ma kalsium) dan sedikit asam amino. Pembuatan tepung tulang merupakan upaya untuk mendaya gunakan limbah tulang yang biasanya tidak terpakai dan dibu ang di rumah pemotongan hewan. Hasil-ikutan (by-products) ternak merupakan salah satu potensi dari subsektor peter nakan yang sampai saat ini masih belum banyak dimanfaatkan, khusus nya untuk industri pangan. Tulang, tulang rawan dan daging dari sisa deboning di industri pangan hasil ternak dan rumah pemoto ngan ayam adalah contoh hasil-ikutan ternak yang cukup besar peluangnya untuk dapat diolah kembali menjadi produk baru yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi. Tepung tulang berbentuk serpihan (tepung) berwarna coklat dengan teks tur yang kasar jika dirasakan, dengan aroma khas seperti daging sapi tapi ada juga yang tidak berbau. Sekilas memang hampir mi rip dengan tepung MBM tetapi kandungan nutrisiyang dimiliki jelas berbeda. Dalam klasifikasi bahan pakan tepung tulang terma suk dalam kelas VI yang merupakan sumber mineral. Karena tulang sapi kaya akan kalsium walaupun sedikit mengandung protein.
Referensi :
Pada kegiatan pengamatan tepung tulang ini, tepung tulang memiliki ciri warna putih dan dengan tekstur yang halus. Tepung tulang adalah bahan hasil penggilingan tulang yang telah dieks trak gelatinnya.Produk ini digunakan untuk ba han baku pakan yang merupakan sumber mineral (teruta ma kalsium) dan sedikit asam amino. Pembuatan tepung tulang merupakan upaya untuk mendaya gunakan limbah tulang yang biasanya tidak terpakai dan dibu ang di rumah pemotongan hewan. Hasil-ikutan (by-products) ternak merupakan salah satu potensi dari subsektor peter nakan yang sampai saat ini masih belum banyak dimanfaatkan, khusus nya untuk industri pangan. Tulang, tulang rawan dan daging dari sisa deboning di industri pangan hasil ternak dan rumah pemoto ngan ayam adalah contoh hasil-ikutan ternak yang cukup besar peluangnya untuk dapat diolah kembali menjadi produk baru yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi. Tepung tulang berbentuk serpihan (tepung) berwarna coklat dengan teks tur yang kasar jika dirasakan, dengan aroma khas seperti daging sapi tapi ada juga yang tidak berbau. Sekilas memang hampir mi rip dengan tepung MBM tetapi kandungan nutrisiyang dimiliki jelas berbeda. Dalam klasifikasi bahan pakan tepung tulang terma suk dalam kelas VI yang merupakan sumber mineral. Karena tulang sapi kaya akan kalsium walaupun sedikit mengandung protein.
Referensi :
Anggorodi, HR. 1994. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gramedia, Jakarta.
Budi Pratomo (1986). Cara Menyusun ransum ternak. Poultri Indonesia.
Hartadi H., Reksohadiprajo dan Tillman. 1993. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Lubis, DA. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan, Jakarta.
Netty L tobing.2010.Kandungan pakan ternak rumunansia.Manajemen dan teknologi.
Rasyaf, M. 1994. Makanan Ayam Broiler. Kanisius, Yogyakarta.
Soelistyono, HS. 1976. Ilmu Bahan Makanan Ternak Fakultas Peternakan dan Perikanan,Universitas Diponegoro, Semarang.
Tillman, Hartadi, H, Reksohadiprodjo, Praawirokusumo dan Lobdosoekodjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Wahju, J.1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan ke-4. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
http://tissacuitzz.blogspot.com/2010/12/laporan-ilmu-nutrisi-ternak.html (diakses tanggal 2 Juni 2011)
http://fajarub.blogspot.com/ (diakses tanggal 2 Juni 2012)
http://www.trobos.com/ (diakses tanggal 2 Juni 2012)
http://ingredients101.com/cgm.htm (diakses tanggal 3 Juni 2012)
http://www.nap.edu/ (diakses tanggal 3 Juni 2012)
Terima kasih kembali atas kunjungannya.
BalasHapusFollow sukses sob....
postingan yang bagus,,,
BalasHapusTerima kasih kunjungannya ^_^
Hapushay mana artikel terbarunya ?
BalasHapusPostingan menarik,ternyata Tepung Ubi Kayu dan Tepung onggok bisa juga dibuat pakan ya.
BalasHapusMakasih infonya.
tepung onggok juga bermanfaat sebagai bahan pakan pelengkap, namun penggunaannya harus dibatasi
Hapushehe....terima kasih sudah berkunjunga disini ^_^
salam kenal, kunjungi balik ya :
BalasHapushttp://kubukakubaca.blogspot.com/ :)
Salam kenal juga sob.... ^_^
HapusI just came across your blog, and wanted to drop you a note telling you how impressed I was with the information you have posted here. I'm a trader, so I want share with you all on here on how I got my loan from a professional loan lender who works with a reputable loan company and they granted me a loan of 450,000.00 Euro to finance my business with 2% rate interest return so I want anyone here to know about Mr Pedro loan professional loan officer just in case you need a financial help then you can contact Mr Pedro Email on pedroloanss@gmail.com! Keep up the great work, you are providing a great resource on the Internet here!
BalasHapus