Minggu, 01 Mei 2011

Laporan Praktikum Biokimia Identifikasi Lipid


Oleh : HENDRO FADLY (E1C009055)



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Lipid merupakan senyawa yang banyak dijumpai di alam. Senyawa ini dapt diperoleh dengan jalan mengekstraksi bahan-bahan alam baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan dengan pelarut non polar seperti petroleum eter, benzena, kloroform, dll. Dilihat dari strukturnya senyawa lipid ini tidak larut dalam air. Senyawa lipid diberi nama
berdasarkan sifat fisiknya ( kelarutan ) dari pada secara struktur kimianya. Secara umum lipid dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu “lipid sederhana” dan “lipid komplek”. Termasuk golongan lipid sederhana adalah senyawa-senyawa yang tidak mempunyai gugus ester dan tidak dapat dihidrolisis. Golongan ini meliputi steroid. Golongan lipid komplek tersusun oleh senyawa-senyawa yang mempunyai gugus ester dan dapat dihidrolisis. Golongan ini meiputi minyak, lemak, dan lilin.

  1. Minyak
                Minyak / lemak merupakan lipid terdapat dalam jumlah bsar di alam. Kegunaan bahan ini dalam kehidupan sehari-hari cukup luas seperti bahan penggorengan, bahan pengencer cat, dll. Dari segi kimia lipid dapat dipandang sebagai senyawa turunan ester dari gliserol dan asam-asam lemak tinggi.
                Minyak umumnya diperoleh dari bahan-bahan tumbuhan maupun bahan hewan. Minyak dari tumbuhan dikenal dengan minyak nabati. Minyak/lemak hewan diperoleh dari memanaskan jaringan lemak, sedangkan minyak tumbuhan diperoleh dengan dua cara. Cara pertama dengan menggunakan panas dan pengempresan, sedangkan cara kedua menggunakan proses ekstrasi pelarut. Dari cara-cara tersebut diperoleh minyak dengan komposisiyang terdiri dari :
1         Lipid komplek ( lisitin, sepalin )
2         Sterol
3         Asam-asam lemak bebas
4         Pigmen-pigmen terlarut dalam minyak

  1. Steroid
                Steroid juga termasuk lipid yang banyak dijumpai di alam. Termasuk dalam golongan steroid diantaranya senyawa-senyawa sterol, sapogenin, dan hormon. Struktur senyawa ini pada dasarnya mempunyai cincin siklopenta-perhidrodfenantren. Dari senyawa-senyawa steroid. Sterol merupakan senyawa yang paling banyak ditemukan di alam. Pada umumnya senyawa ioni ditemukan dalam bentuk sterol bebas, sterol berkaiatan dengan glikosida, atau sterol yang berbentuk ester.
                Dari kelompok sterol, kolesterol, merupakan salah satu yang paling meimpa. Senyawa ini ada dalam hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Kolesterol ini hanya terdapat pada lemak binatang. Sterol dapat dijumpai dalam beberapa minyak seperti minyak kedele, minyak teh, minyak kopi dan minyak ergot. Senyawa sterol merupakan senyawa senyawa alkohol dengan beberapa berat molekul tinggi yang terjadi dalam fraksi lemak yang tidak tersabunkan. Untuk mendapatkan sterol dapat dilakukan dengan jalan menyabunkan minyak kedele kotor dan diikuti ekstrasi dengan pelarut eter. Ekstrasi ini untuk mengambil bahan-bahan yang tidak ikut tersabunkan termasuk di dalamnya sterol. Lapisan eter selanjutnya diuapkan dan diganti dengan petroleum eter dan dilakukan penjenuhan dengan uap air untuk mengendapkan sterol kotor. Sterol yang diperoleh dapat diuji dengan reaksi pembentukan warna yang spesifik.
                Reaksi pembentukan warna dari sterol dapat terjadi utnuk senyawa sterol yng mempunyai rantai jenuh. Dalam identifikasi ini dikatakan positif apabila test dengan Liebermann-Buchard memberikian warna hijau. Intensitas warna hijau sangat bergantung banyaknya sterol yang ada. Warna hijau kebiruan sampai hijau diperoleh apabila larutan sterol dalam kloroform ditambah asam sulfat pekat.

  1. Sifat Fisika dan Kimia Lipid
                Untuk mengetahui komposisi penyusun lipid dapat dilakukan dengan pengujian sifat fisika dan kimia suatu minyak juga dipakai untuk keperluan identifikasi jenis minyak dan penilaian mutu minyak/lemak. Pada umumnya pengujian sifat ini meliputi sifat penyabunan, titik leleh, warna minyak, kelarutan dalam pelarut organik, jumlah ikatan rangkap atau derajat ketidak jenuhan, ketengikan, asam lemak basa, bilangan iod dan bilangan peroksida. Pengujian ini dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

1         Kelarutan
Suatu kelarutan dapat larut dalam pelarut tertentu apabila mempunyai polaritas yang sama. Senyawa non polar akan larut dalam pelarut non polar. Minyak dan lemak meruapakan senyawa non polar sehingga senyawa ini mudah larut dalam pelarut non polar seperti kloroform, karbon disulfida, karbon tetraklorida, dsb. Kelarutan dari minyak/lemak perlu diketahui untuk menentukan dasar pemilihan pelarut dalam pengambilan minyak dengan ekstrasi minyak/lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak. Untuk asam-asam lemak yang berantai pendek dapat mudah larut dalam air. Semakin panjang rantai asam lemak kelarutan dalam air akan berkurang. Sebagaicontoh asam kaprilat pada suhu 300 C mempunyai kelarutan 1 gram dalam 100 ml air sedangkan pada suhu yang sama untuk asam stearat mempunyai kelarutan 0,00034 gr/ml air. Untuk asam lemak tidak jenuh sangat mudah larut dalam beberapa pelarut organik dibanding dengan asam lemak jenuh. Perbedaan kelarutan asam lemak ini juga sering dipakai sebagai dasar untuk melakukan pemilihan pelarut dalam proses rekristalisasi.

2         Bilangan Penyabunan
Bilangan penyabunan didefenisikan sebagai jumlah miloigram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram lemak atau minyak. Bilangan ini juga menyatakan indek berat molekul suatau minyak. Jika asam lemak yang terdapat dalam minyak mempunyai berat molekul rendah ( rantai pendek ) maka jumlah gliseridanya semakin banyak. Hal ini menyebabkan bilngan penyabunan meningkat.
Lemak yang mengandung komponen yang tidak tersabunkan seperti sterol mempunyai bilangan penyabunan rendah. Namun untuk minyak yang mengandung asam lemak tidak jenuh tinggi memnpunyai bilangan tinggi. Tingginya bilangan penyabunan ini disebabkan ikatan tidak jenuh dapat terolsidasi menghasilkan senyawa bergugus fungsi karbonil yang pada akhirnya dapt juga beraksi dengan alkali.

3         Kerusakan Lemak dan Minyak
Kerusakan lemak/minyak sering ditandai munculnya perubahan bau dan flavor (  cita rasa  ) dalam lemak atau bahan makan yang mengandung lemak. Ada beberapa penyebab kerusakan miinyak antara lain karena pengaruh enzim yang  merusak lemak,pengaruh mikroba dan reaksi oksidasi oleh oksigen udara. Kerusakan karena enzim dapat terjadi apabila terdapat enzim lipase yang mampu menghidrolisis lemak sehingga menghasilkan asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak yang dihasilkan dalam proses hidrolisis ini akan dapat mempengaruhi bau dan flavor lemak. Asam lemak bebas yang mudah menguap, dengan jumlah atom karbon C-4, C-6, C-8, dan C-10 menimbulkan bau tengik dan rasa tidak enak.

1.2 Tujuan percobaan
Ø  Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa lipid dan lemak secara kualitatif dan kuantitatif.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

                Lipid adaalah sekumpulan senyawa didalam tubuh yang memiliki ciri-ciri yang serupa dengan lemak, gemuk (grease), atau minyak. Karena bersifat hidrofobik, golongan senyawa ini dapat dipakai tubuh sebagai sarana yang bermanfaat untuk berbagaikeperluan. Misalnya jenis lipid yang dikenal sebagai trigleresida berfungsi sebagai bahan bakar yang penting. Senyawa ini sangat efisien untuk disimpan sebagai simpanan bahan penghasil energy karena terkumpuk dalam butir-butir kecil yang hamper bebas air, membuatnya jauh lebih ringan daripada timbunan karbohidrat setara yang sarat air. Jenis lipid yang lain lagi merupakan bahan structural yang penting. Kemampuan lipid jenis ini untuk saling bergabung menyingkirkan air dan senyawa polar lain menyebabkannya dapat membentuk membrane sehingga memungkinkan adanya berbagai organism yang kompleks.
               


BAB III
METODE PRAKTIKUM
2.1 Bahan dan alat

Bahan kimia / segar yang digunakan :
  1. Minyak Kelapa sawit
  2. Minyak kelapa segar
  3. Margarin
  4. Mentega

Alat - alat praktikum

  1. Tabung reaksi
  2. Penjepit tabung reaksi
  3. Gelas ukur 5 ml
  4. Pipet ukur 10 ml
  5. Gelas piala 250 ml
  6. Spatel
  7. Batang pengaduk kaca
  8. Rak tabung reaksi
  9. Pipet ukur 5 ml
  10. Kawat kasa
  11. Penangas air
  12. Blender
  13. Gelas piala 100 ml
  14. Kaca arloji O 5 cm
  15. Pipet tetes


2.2 Prosedur kerja

  1. UJI KELARUTAN
  1. Sediakan 4 tabung dan tempatkan dalam rak
  2. Ke dalam masing-masing tabung reaksi dimasukkan 2 ml eter, kloroform, benzen, alkohol panas, alkohol dingin, asam encer, alkali encer dan air
  3. Selanjutnya ke dalam tiap-tiap tabung reaksi ditambahkan 4-5 tetes minyak kelapa
  4. Tutupmulut tabung reaksi dengan ibu jari dan gojoklah selama I menit
  5. Biarkan selama 5 menit
  6. Amati perubahan yang terjadi dalam tebung reaksi

  1. UJI Penyabunan
  1. Masukkan  4-5 tetes bahan percobaab ke dalam tabung bersih
  2. Tambahkan 3 ml akuades
  3. Tambhakan 1 ml larutan KOH beralkohol
  4. Panaskan campuran tersebut sampai mendidih selama 2 menit
  5. Kocok dan perhatikan pembentukan busa

  1. UJI ASAM-BASA
  1. Celuplah kertas lakmus ke dalam bahan percobaan
  2. Lihat perubahan yan terjadi

  1. UJI KETIDAK JENUHAN
  1. Masukkan kira-kira 1 ml bahan percobaan dalam tabung reaksi bersih
  2. Tambahkan tetes demi tetes larutan I2 sambil dikocok
  3. Lihat perubahan dan perbedaan yang terjadi antara bahan yang satu dengan yang lainnya.

  1. UJI NODA
  1. Masukkan 2 ml campuran alkohol eter ke dalam tabung bersih dan tambahkan sedikit (2-3 tetes) bahan percobaan, kemudian kocok kuat-kuat sampai semua bahan larut
  2. Teteskan campuran tersebut pada kertas saring dan tulis dan biarkan pelrut menguap
  3. Lihat noda yang terbentuk
  4. Cuci nodanya dengan air
  5. Keringkan kembali kertasnya, dan perhatikan nodanya


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Ø  Hasil Pengamatan Uji Kelarutan
No
Pelarut
Minyak Kelapa
Minyak Kelapa Sawit
Margarin
Mentega
1
Eter
Larut sempurna
Larut sempurna
Larut sempurna
Larut sempurna
2
Alkohol dingin
Ada 2 partikel yang  larut dibagian atas dan tidak larut di bawah
Ada 2 partikel yang  larut dibagian atas dan tidak larut di bawah
Tidak larut
Tidak larut
3
Asam encer
Larut tidak sempurna di atas larutan terdapat cincin
Larut tidak sempurna di atas larutan terdapat cincin
Larut tidak sempurna di atas larutan terdapat cincin
Larut tidak sempurna di atas larutan terdapat cincin
4
Air
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut


Ø  Hasil Pengamatan Uji Penyabunan

No
Bahan Percobaan
KoH
NaOH
1
Minyak kelapa sawit
Ada busa diatas permukaan
Ada busa diatas permukaan
2
Minyak kelapa segar
Trerdapat sedikit busa
Trerdapat sedikit busa dan bening
3
Margarin
Busanya ada sedikit

Busanya ada sedikit
4
mentega
Busanya ada sedikit

Busanya ada sedikit

Ø  Hasil Pengamatan Uji Asam-Basa

No
Bahan Percobaan
Asam ( Ph<7 )
Basa ( Ph<7 )
Netral ( Ph<7 )
1
Minyak kelapa sawit

Basa

2
Minyak kelapa segar

Basa

3
Margarin
Asam


4
mentega
Asam





Ø  Hasil Pengamatan Uji Noda

No
Bahan yang diuji
Noda
Setelah Dicuci
Kertas Saring
Kertas Tulis
Kertas Saring
Kertas Tulis
1
Minyak kelapa sawit
Bening dan tetap bernoda
Bening dan tetap bernoda warna kuning
Bening dan bernoda
Bening dan tetap bernoda
2
Minyak kelapa segar
Bening dan tetap bernoda
Bening dan tetap bernoda warna kuning
Kuning dan  bernoda
Bening dan tetap bernoda
3
Margarin
kuning dan tetap bernoda
Bening dan tetap bernoda
Bening dan tetap bernoda warna kuning
Bening dan tetap bernoda
4
mentega
Bening dan tetap bernoda
Bening dan tetap bernoda
Kuning dan  bernoda
Bening dan tetap bernoda warna kuning


4.2 Pembahasan
                Dari hasil percobaan pada uji kelarutan, uji penyabunan, uji noda, dan asam basa terlihat jumlah dan perbedaan lipid/lemak memilki sifat-sifat tersendiri pada bahan yang diujikan, yaitu minnyak kelapa sawit, minyak kelapa segar, margarin dan mentega akan berubah warnanya setelah ditetesi oleh zat-zat yang telah dilakukan pada percobaab diatas.

BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
                Lemak memiliki sifat-sifat yang khas yaitu tidak larut atau sedikit larut dalam air dan dapat diekstrasi dengaan pelarut non-polar seperti chloroform, eter, benzene, heksana, aseton dan alcohol panas. Lemak mempunyai banyak fungsi biologis yang sangat menunjang kehidupan organism, antara lain berperan dalam transport aktif sel, penyusun membrane sel, sebagai cadangan energy dan isolator panas, sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K. lemak dapat mengalami reaksi hidrolisis, ketengikan, hidrogenasi, penyabunan dll.

4.2 Saran
                Untuk selanjutnya semoga percobaan yang belum dicoba bisa dilakukan, agar tidak lebih bisa memahaminya.

DAFTAR PUSTAKA
Buku Penuntun Laporan Praktikum Biokimia Jurusan Peternakan Universitas Bengkulu






2 komentar:

  1. aa', itu nggak ada yg salah ya materinya? masa contoh lipid kompleksnya minya sama lilin? kebaliknya kayaknya? mohon diperbaiki ya biar nggak ngasih info yg salah, makasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas sarannya, ternyata iya ada yang keliru. Lilin, Lemak & minyak termasuk dalam golongan lipid sederhana ^^

      Hapus

Berikan komentar yang sopan yah, hehehe.... ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...